Samarinda- Masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) akan menentukan serta memberikan hak suaranya kepada calon pemimpin mereka, baik itu Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, maupun Kepala Daerah di 10 Kabupaten Kota yang ada di Kaltim, pada 27 November 2024 mendatang.
Ditengah-tengah euforia pesta demokrasi Pilkada pentingnya para calon-calon pemimpin yang hadir dalam perebutan kekuasaan serta partai politik dapat memberikan pendidikan politik terhadap masyarakatnya.
Hal ini merujuk kepada semakin rusaknya demokrasi dibangsa ini serta semakin tidak pedulinya masyarakat terhadap calon pemimpin dan program kerja yang dibawakan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin yang akan datang akan menentukan masa depan daerahnya serta masyarakatnya melalui program yang dicanangkan dan akan dilaksanakan.
Kaltim saat ini sedang menghadapi berbagai macam permasalahan diantaranya, akses infrastruktur pendidikan, jalan, dan irigasi pertanian yang masih belum memadai.
Selain itu, Pemuda-Pemudi Kaltim untuk mendapatkan akses pendidikan dan lapangan pekerjaan sehingga dapat menyebabkan tingkat pengangguran.
Selanjutnya, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan hal ini menyebabkan kerusakan alam yang begitu besar serta merampas ruang hidup rakyat.
Terakhir, tingginya harga bahan pokok yang tidak sebanding dengan pendapatan masyarakat atau biaya hidup yang sangat tinggi. Dan masih banyak lagi problematika yang saat ini dihadapi oleh Kaltim.
Berbagai macam persoalan yang dihadapi oleh Kaltim harus dapat ditemukan solusinya oleh para calon pemimpin melalui program yang dicanangkan.
Melihat hal tersebut, Ketua DPC GMNI Samarinda, Alfon limba, mengajak masyarakat Kaltim harus cerdas dalam memilih pemimpinnya kedepan.
Program yang dihadirkan oleh para calon pemimpin penting untuk dibedah dan dipertanyakan, karena rakyat sendiri yang akan merasakan dampaknya dan tidak boleh tertipu oleh janji manis saat kampanye.
“Konsep Trisakti pemikiran yang disampaikan oleh Bung Karno presiden pertama Republik Indonesia adalah salah satu konsep yang relevan untuk dilaksanakan dalam situasi negara khususnya daerah yang saat ini sedang resisten menghadapi berbagai macam persoalan kebangsaan “Nasion Character Building” atau membangun Karakter bangsa. Pertama yaitu mandiri secara ekonomi, berdaulat secara politik dan berkepribadian dalam kebudayaan,” ucap Alfon, sapaan akrabnya.
Tidak ada komentar