SANGATTA – Mahasiswa perlu menjaga optimisme dalam menempuh pendidikan, mengingat akses belajar saat ini sudah jauh lebih mudah dibandingkan masa lalu. Hal tersebut diungkapkan oleh Poniso Suryo Renggono, Asisten Pemkesra Kutai Timur, yang hadir mewakili Pjs. Bupati melepas mahasiswa KKL STAIS. “Belajar sekarang tidak seperti dulu, sekarang akses lebih mudah. Kalian bisa belajar di mana saja melalui media online,” imbuh Poniso.
Mengusung tema “Belajar Dari Desa: Sinergitas Membangun Desa Berkelanjutan”, STAIS Kutim memberangkatkan 157 mahasiswa yang berasal dari lima program studi. Kelima program studi tersebut ialah Pendidikan Agama Islam (PAI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Ekonomi Syariah, dan Ahwal Al-Syakhsiyah.
Berlangsung selama 45 hari, 157 mahasiswa yang diberangkatkan akan dibagi menjadi 14 kelompok. Satriah, Ketua STAIS, menyatakan bahwa pembagian tersebut merupakan strategi dalam KKL. “Dalam satu kelompok, ada mahasiswa dari berbagai jurusan. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat saling berbagi peran sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat,” jelas Satriah.
Strategi yang diambil memungkinkan para mahasiswa dapat secara optimal belajar bekerja sama, baik dengan sesama mahasiswa maupun masyarakat dan pemerintah setempat. KKL yang demikian, imbuh Satriah, dapat menjadi bekal yang berharga, karena para mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang nantinya dapat diterapkan di dalam karier yang dipilih.
Poniso menambahkan bahwa di dalam proses yang akan mereka lalui itu harus ada ketekunan dan kesungguhan, selain kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Selain itu diwanti-wanti untuk menjaga kesehatan, serta tidak lupa bakti mereka terhadap orang tua. (ADV)
Tidak ada komentar