Workshop SPIP di DPPKB Kutim, Dorongan untuk Percepatan Penurunan Stunting

waktu baca 2 menit
Sabtu, 9 Nov 2024 17:46 0 56 Redaksi Kutim

SANGATTA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melaksanakan Workshop Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terintegrasi dengan fokus tematik penurunan stunting dan manajemen risiko. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di Meeting Room DPPKB dan diikuti oleh 54 peserta, termasuk pejabat struktural, staf fungsional, serta kader pendata tercepat dari Kecamatan Rantau Pulung. Selain itu, sejumlah peserta lainnya mengikuti acara ini secara virtual melalui Zoom.

Workshop ini menggandeng auditor muda dan auditor pelaksana dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kaltim sebagai narasumber. Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, yang hadir mewakili Pjs Bupati Kutim Agus Hari Kesuma, menekankan pentingnya penerapan SPIP untuk penguatan tata kelola pemerintahan.

“Pemerintah berkomitmen penuh untuk membangun sistem manajemen risiko sebagai bagian dari upaya mempercepat penurunan stunting di lingkungan masyarakat. Untuk itu, peningkatan kapasitas para pejabat dalam menerapkan manajemen risiko sangat diperlukan,” ujar Achmad.

Achmad berharap workshop ini dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) di DPPKB Kutim dalam menyusun, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan program-program pemerintah. “Setiap kegiatan pemerintah harus berorientasi pada hasil yang jelas dan akuntabel,” tambahnya.

Lebih lanjut, Achmad menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari BPKP. “Dukungan BPKP sangat dibutuhkan agar pelaksanaan program dapat lebih terarah melalui workshop dan bimbingan teknis SPIP yang diadakan saat ini,” ujarnya. Ia juga mengingatkan agar semua perangkat daerah aktif berkonsultasi dengan BPKP untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan mereka.

Kurnia, perwakilan dari DPPKB, dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan utama workshop ini adalah memperkenalkan SPIP dan meningkatkan kapasitas SDM dalam merencanakan dan mengawasi program. “Pentingnya penerapan SPIP akan mendukung efektivitas program pemerintah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan,” jelas Kurnia.

Dengan pelaksanaan workshop ini, DPPKB berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka stunting di Kutai Timur. Workshop ini juga diharapkan menjadi contoh penerapan manajemen risiko yang baik, selaras dengan program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) dan prioritas nasional di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Achmad mengingatkan pentingnya koordinasi berkelanjutan untuk memastikan semua program dapat dijalankan dengan baik dan memberikan hasil optimal bagi masyarakat.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA