Samarinda – Era digitalisasi yang memuncak memberikan akses tak terbatas pada beragam konten di internet, termasuk game online, turut mempengaruhi perkembangan anak-anak dengan signifikan. Di tengah kecanggihan teknologi, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh akses mudah terhadap game online bagi anak-anak.
“Dalam tenggang waktu yang singkat, anak-anak dapat dengan mudah mengakses berbagai jenis permainan, namun banyak dari game-game tersebut tidak mendidik,” ungkap Puji.
Menurutnya, walaupun terdapat game yang dapat memberikan nilai positif, namun mayoritas game yang populer cenderung memberikan dampak negatif pada perkembangan anak. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas online anak-anak mereka serta kurangnya regulasi yang mengatur penggunaan handphone di kalangan pelajar.
Pemerintah setempat telah berupaya keras untuk mengurangi penggunaan handphone di lingkungan sekolah, bahkan beberapa sekolah telah mengeluarkan kebijakan yang melarang penggunaan handphone di area sekolah.
“Sudah ada regulasi untuk mengurangi penggunaan HP di sekolah bahkan ada yang sampai melarangnya,” tegasnya.
Puji menegaskan bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka, terutama di luar jam sekolah. Dia menyoroti kekhawatirannya terhadap banyaknya kasus anak-anak yang menghabiskan waktu di warnet di luar jam sekolah, menandakan kurangnya pengawasan dari orang tua.
“Orang tua harus lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka, terutama di luar jam sekolah. Kita tidak ingin anak-anak terlalu dini terpapar dengan konten yang tidak sesuai untuk usia mereka,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Puji menyoroti kehadiran anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terlihat menghabiskan waktu di warnet di jam-jam yang seharusnya dihabiskan untuk aktivitas lainnya. Dia menekankan pentingnya memberikan pengawasan yang lebih ketat terhadap anak-anak pada usia tersebut.
“Dalam beberapa pengamatan saya, banyak anak SMP yang terlihat menghabiskan waktu di warnet di jam-jam yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar atau beraktivitas positif lainnya. Ini tidaklah baik untuk perkembangan mereka,” pungkasnya. (Adv/DPRD Samarinda)
Tidak ada komentar