Samarinda – Ketua Komite I DPD RI, Andi Sofyan Hasdam menggelar reses dilaksanakan di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda, tepatnya di Masjid Pondok Pesantren yang terletak di Jl. Perjuangan No. 22 RT. 01, Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kamis (20/04/2025).
Sebanyak 34 ustaz dan ustazah dari lingkungan pesantren hadir dalam kegiatan ini. Mereka menyambut dengan hangat kedatangan senator asal Kaltim tersebut dan memanfaatkan forum reses untuk menyampaikan berbagai masukan, khususnya yang berkaitan dengan isu pendidikan, politik, dan infrastruktur.
Salah satu hal pertama yang diangkat adalah terkait sistem pemilihan umum (pemilu). Para peserta reses menyampaikan perlunya perbaikan dalam sistem pengawasan pemilu untuk menjaga integritas dan keadilan dalam proses demokrasi.
“Kami berharap pemilu ke depan tidak hanya berjalan lancar, tapi juga benar-benar bersih. Pengawasan harus diperkuat agar tidak ada kecurangan,” ujar salah seorang ustaz yang cukup vokal.
Terkait wacana pengembalian sistem pemilu legislatif dari terbuka ke tertutup atau dikembalikan pada peran dominan DPRD, peserta reses menyampaikan catatan penting. Mereka menekankan bahwa jika hal itu dilakukan, maka reformasi internal partai politik (parpol) harus menjadi prioritas utama.
“Kalau pemilihan dikembalikan ke DPRD, maka partai politik harus dibenahi dulu. Jangan sampai praktik money politic malah berpindah dari masyarakat ke anggota dewan,” tambahnya.
Isu pendidikan juga menjadi sorotan dalam pertemuan tersebut. Para pendidik dari pesantren berharap agar alokasi beasiswa untuk guru dan dosen ditambah, mengingat tingginya kebutuhan pengembangan kompetensi tenaga pendidik, terutama di lembaga pendidikan berbasis keagamaan.
“Banyak guru dan dosen pesantren yang ingin melanjutkan studi tapi terkendala biaya. Mohon kuota beasiswanya bisa ditambah,” kata seorang ustazah yang telah mengabdi lebih dari satu dekade.
Selain itu, warga pesantren juga menyoroti persoalan infrastruktur. Pesantren Hidayatullah baru saja mengalami banjir besar yang menyebabkan kerusakan di beberapa fasilitas pendidikan dan asrama santri. Mereka berharap agar penanganan banjir di kawasan tersebut bisa menjadi perhatian serius pemerintah.
“Banjir kemarin cukup parah. Semoga pemerintah dapat memberikan solusi jangka panjang agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ucap salah satu pengurus pesantren.
Aspirasi lainnya adalah permintaan subsidi khusus untuk pesantren, khususnya agar guru-guru yang telah diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat tetap ditugaskan mengajar di lingkungan pesantren tempat mereka mengabdi sejak awal.
“Kalau guru-guru pesantren sudah jadi ASN, jangan dipindahkan ke sekolah negeri. Kalau bisa, tetaplah mereka di pesantren, karena ini tempat mereka berjuang dari awal,” kata salah seorang pimpinan lembaga pendidikan.
Menanggapi berbagai usulan dan keluhan tersebut, Andi Sofyan Hasdam menyampaikan bahwa seluruh aspirasi akan dibawa dalam rapat-rapat kerja dengan kementerian terkait. Ia juga memberikan apresiasi tinggi atas komitmen para pendidik di pesantren dalam membina generasi muda dengan akhlak dan ilmu.
“Pesantren adalah pilar penting bangsa ini. Negara harus hadir dan memberikan dukungan yang layak agar lembaga-lembaga seperti ini tetap hidup dan terus memberi cahaya bagi masa depan kita,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya membangun sistem demokrasi dan pendidikan yang inklusif, adil, dan berpihak kepada semua lapisan masyarakat, termasuk komunitas keagamaan seperti pesantren.(Adv)
Tidak ada komentar