SANGATTA – Di tengah persiapan menuju Pilkada 2024, Pemuda Panca Marga (PPM) Kutim menggandeng Bawaslu Kutai Timur untuk mengadakan diskusi publik dengan tema pengawasan dan peran masyarakat dalam menciptakan pemilu yang bersih. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Bawaslu Kutim, Aswadi, yang memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya keterlibatan masyarakat, terutama kaum muda, dalam menjaga kejujuran Pilkada.
Aswadi menjelaskan tentang struktur pengawasan Bawaslu yang telah dipersiapkan untuk memastikan integritas pemilu di semua tingkatan. “Dalam Bawaslu ada pengawas kecamatan, pengawas desa, dan pengawas TPS. Untuk pengawas TPS itu menyesuaikan dengan jumlah TPS yang ada di Kutai Timur,” jelas Aswadi. Ia menambahkan bahwa pengawasan bukan hanya tanggung jawab Bawaslu, tetapi semua pihak, termasuk masyarakat, diharapkan ikut mengawal jalannya pemilu.
Peran Mahasiswa dan Pelajar sebagai Pemilih Cerdas
Diskusi ini juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dan pelajar sebagai pemilih cerdas yang mampu menghadapi tantangan seperti hoaks dan kampanye hitam. Aswadi mengingatkan peserta agar lebih berhati-hati dalam menyerap informasi, terutama dalam era digital saat ini. “Untuk jadi pemilih yang cerdas, contoh kecilnya adalah tidak mengenakan almamater pendidikan kalian dalam mengikuti kampanye. Karena secara tidak langsung akan membawa unsur sekolah atau lembaga pendidikan,” tegasnya.
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya menjaga netralitas lembaga pendidikan dan mencegah politisasi di lingkungan akademik. Mahasiswa dan pelajar diharapkan dapat memisahkan peran mereka sebagai pemilih yang kritis dengan identitas akademis yang mereka bawa.
Ancaman Hoaks dan Ujaran Kebencian
Di era digital yang cepat, penyebaran hoaks dan ujaran kebencian menjadi tantangan serius dalam menjaga integritas pemilu. Aswadi menegaskan bahwa penyebaran berita palsu, terutama yang berbau SARA, dapat merusak kepercayaan masyarakat dan mengganggu proses demokrasi. “Jangan menyebarkan informasi atau berita hoaks serta berbau SARA,” katanya.
Bawaslu Kutim bekerja sama dengan kepolisian dan berbagai instansi terkait untuk menindak pelaku penyebaran hoaks. Namun, Aswadi menekankan bahwa pencegahan terbaik adalah kesadaran dan kepekaan masyarakat dalam memilah informasi. “Kami harap masyarakat bisa lebih bijak dalam memilah informasi. Jangan mudah percaya sebelum memverifikasi kebenarannya,” ujarnya.
Partisipasi Masyarakat dalam Mengawal Demokrasi
Pemuda Panca Marga Kutim berharap bahwa diskusi publik ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran mereka dalam menjaga Pilkada yang jujur dan bebas kecurangan. Acara ini bukan hanya wadah edukasi, tetapi juga panggilan untuk bertindak bagi warga Kutai Timur, terutama generasi muda, agar menjadi garda terdepan dalam menjaga demokrasi.
Di penutupan acara, Aswadi menegaskan bahwa partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat sangat penting untuk memastikan pemilu yang adil. “Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga Pilkada semakin meningkat. Karena demokrasi yang sehat adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.
Dengan edukasi yang tepat, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya memahami peran mereka sebagai pemilih, tetapi juga berani bertindak melawan hoaks dan segala bentuk propaganda negatif.
Tidak ada komentar