Guru PJOK Sampaikan Kekurangan Sarana dan Prasarana Bagi SLB di Kota Bontang, Sofyan Hasdam: Pondasi Pembangunan Bangsa

waktu baca 3 menit
Senin, 24 Mar 2025 15:19 0 99 Harian Republik

Harianrepublik.com– Ketua Komite I DPD RI, Andi Sofyan Hasdam, kembali diserap aspirasi yang dilaksanakan bersama 34 Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) SD se-Kota Bontang di Autis Center, Jalan Tennis, Kota Bontang.

Dalam pertemuan yang berlangsung penuh kehangatan dan kepedulian tersebut, para guru menyampaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan dunia pendidikan, khususnya yang menyangkut anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dan keberlanjutan status tenaga pendidik.

Salah satu poin utama yang disampaikan adalah perlunya peningkatan fasilitas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk sarana dan prasarana pendukung di SLB maupun sekolah inklusi. Para guru berharap pemerintah tidak hanya fokus pada sekolah reguler, namun juga memberikan perhatian setara pada pendidikan khusus.

“Fasilitas untuk anak autis dan ABK masih jauh dari memadai. Padahal mereka juga punya hak yang sama untuk berkembang,” ungkap salah satu guru.

Tak hanya itu, Guru-guru tersebut juga mengusulkan agar pemerintah kota Bontang turut memberikan bantuan seragam bagi siswa SLB, meskipun secara struktural sekolah luar biasa berada di bawah kewenangan provinsi.

“Anak-anak autis juga warga Bontang. Kalau pemerintah kota bisa bantu anak sekolah umum, kenapa tidak untuk mereka juga?” kata guru lainnya.

Kekhawatiran lain yang mengemuka adalah nasib tenaga honorer di sekolah-sekolah seiring kebijakan pemerintah pusat yang melarang pengangkatan honorer baru. Para guru mempertanyakan skema pengganti untuk mengisi posisi yang akan kosong akibat pensiunnya guru-guru ASN.

“Kalau tidak ada lagi honorer, siapa yang akan menggantikan guru yang pensiun? Jangan sampai pendidikan anak terganggu karena kekurangan tenaga pendidik,” tegas salah satu peserta.

Terkait program makanan bergizi gratis, para guru mengusulkan agar pelaksanaannya melibatkan pihak sekolah dan orang tua. Menurut mereka, keterlibatan ini penting untuk menjamin kualitas makanan dan keteraturan distribusinya.

“Dengan orang tua dan sekolah terlibat, program ini bisa berjalan lebih efektif dan tepat sasaran,” ujar seorang kepala sekolah.

Isu lain yang turut diangkat adalah kekhawatiran terhadap pencemaran lingkungan, yang menurut sebagian guru bisa menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme. Mereka berharap pemerintah serius mengawasi industri dan aktivitas yang berpotensi mencemari lingkungan.

“Kami tidak menuduh, tapi tolong dicek kembali dampak pencemaran. Kami khawatir ada kaitannya dengan meningkatnya kasus autis,” jelas salah satu guru.

Senator Andi Sofyan Hasdam menyampaikan bahwa masukan dari para guru sangat berharga, mengingat sektor pendidikan merupakan pondasi pembangunan bangsa. Ia berjanji akan menyuarakan persoalan guru honorer, fasilitas ABK, hingga isu lingkungan ke tingkat pusat.

“Saya akan terus perjuangkan agar pendidikan yang inklusif dan adil benar-benar bisa dirasakan seluruh anak Indonesia, termasuk yang berkebutuhan khusus,” tandasnya.(Adv)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA