KUKAR – Pemerintah Kecamatan Kembang Janggut terus memastikan agar pembangunan pabrik minyak merah di Desa Klekat berjalan tepat waktu. Proyek ini menjadi salah satu penopang strategi ketahanan pangan di Kutai Kartanegara, menyusul pengalaman kelangkaan minyak goreng yang sempat menimbulkan gejolak dua tahun lalu.
Pabrik tersebut dirancang untuk memproduksi minyak berbahan dasar sawit secara mandiri, langsung dari potensi lokal. Dengan kebun sawit rakyat yang tersebar di hampir seluruh desa, pasokan bahan baku dinilai tidak akan menjadi kendala.
Pembangunan pabrik bukan sekadar proyek fisik, melainkan jawaban atas kebutuhan daerah terhadap kemandirian bahan pokok. Pemerintah kecamatan tak tinggal diam dalam pengawalan proyek ini, memastikan semua pihak bergerak sesuai rencana.
Plt Camat Kembang Janggut, Suhartono, menyebut program ini adalah bagian dari prioritas yang diarahkan langsung oleh Bupati Kukar. “Arahan Pak Bupati jelas, pabrik minyak merah harus dikawal agar selesai tepat waktu,” ujarnya, Minggu (29/6/2025).
Menurutnya, pelajaran berharga dari krisis 2023 menjadi pemicu lahirnya ide pabrik ini. Kala itu, warga sulit mendapatkan minyak goreng karena distribusi terganggu dan harga melonjak drastis. “Kami tidak ingin kejadian serupa terulang. Ini solusi jangka panjang,” tambahnya.
Selain aspek ketahanan pangan, proyek ini juga diharapkan menjadi pengungkit ekonomi warga. Pasar tenaga kerja terbuka, harga sawit berpotensi lebih stabil, dan produk lokal mendapat nilai tambah. “Warga punya kebun sawit, sekarang mereka bisa jadi bagian dari rantai produksi. Tidak hanya menjual TBS mentah,” katanya.
Koordinasi terus dilakukan, mulai dari penataan lahan hingga kesiapan tenaga kerja lokal. Pemerintah kecamatan juga berperan menjembatani antara masyarakat dan pelaksana proyek agar komunikasi berjalan lancar. “Pembangunan fisik memang penting, tapi jangan lupa siapkan SDM yang akan menjalankan. Kita ingin ini dikelola secara berkelanjutan,” ucap Suhartono.
Jika berjalan lancar, pabrik minyak merah di Desa Klekat akan menjadi proyek percontohan yang membuktikan bahwa desa juga bisa menjadi pusat industri pangan strategis. “Kita dorong terus supaya manfaatnya cepat dirasakan warga,” tutupnya. (Adv)
Tidak ada komentar