407 Tahun Kampong Tuha Bensamar, Warisan Budaya Jadi Inspirasi Generasi Muda

waktu baca 2 menit
Selasa, 27 Mei 2025 14:58 0 42 Harian Republik

KUKAR – Peringatan 407 tahun Kampong Tuha Kutai Bensamar bukan hanya merayakan usia sebuah permukiman tua. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ruang edukatif yang menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan merawat kebudayaan lokal.

Digelar di Lapangan Dusun Bensamar, Kelurahan Loa Ipuh Darat, pada Selasa (27/05/2025) malam.

Acara ini berlangsung dengan atusias warga dan juga terlihat kehadiran tokoh pemerintah, adat, pemuda, dan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya menampilkan tradisi dan budaya, tetapi juga memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga identitas lokal.

Camat Tenggarong, Sukono, yang hadir dalam pembukaan menyampaikan bahwa acara ini adalah bukti cinta warga terhadap akar sejarah mereka. Ia menilai peringatan tahunan ini sangat penting untuk membangun karakter generasi muda agar tidak tercerabut dari nilai-nilai warisan leluhur.

“407 tahun bukan waktu yang singkat. Ini menunjukkan betapa kuatnya semangat masyarakat Bensamar dalam menjaga budayanya,” kata Sukono.

Menurutnya, momentum ini juga strategis untuk menyadarkan masyarakat bahwa budaya lokal bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga aset penting masa depan. Karena itu, perlu ada kesinambungan antara pelestarian tradisi dan keterlibatan generasi muda secara aktif.

Dukungan dari Pemerintah Kecamatan Tenggarong pun terus mengalir. Sukono menyebut bahwa kegiatan seperti ini sejalan dengan program penguatan identitas lokal yang digaungkan Pemkab Kutai Kartanegara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Ia menambahkan, partisipasi masyarakat yang tinggi menjadi modal sosial berharga yang harus terus dirawat dan diperkuat. Terutama di tengah era modern yang rawan mengikis akar budaya.

“Kita ingin anak-anak muda tahu dari mana mereka berasal, dan merasa bangga menjadi bagian dari sejarah panjang Bensamar,” ujarnya.

Selain pertunjukan budaya, acara ini juga menghadirkan diskusi budaya, pameran kuliner lokal, hingga lomba tradisional, sebagai bentuk edukasi dan hiburan yang menyatu.

Sukono menutup sambutannya dengan ajakan terbuka bagi masyarakat untuk terus menjadi penjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu.

“Kalau bukan kita yang menjaga budaya ini, siapa lagi?” tandasnya. (Adv)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA