Sinergi Lintas Tingkat di Kutim untuk Percepat Penurunan Stunting

waktu baca 2 menit
Kamis, 14 Nov 2024 15:34 0 178 Redaksi Kutim

SAMARINDA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus berupaya menguatkan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting melalui sinergi lintas tingkat pemerintahan. Dalam Workshop Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang digelar di Hotel Gran Verona, Samarinda, Kamis (14/11/2024), Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi B menggarisbawahi pentingnya kesamaan pemahaman dalam menjalankan program ini di berbagai tingkatan pemerintahan.

“Workshop ini sangat penting untuk memastikan tidak ada perbedaan dalam penerapan program antara kabupaten, kecamatan, dan desa. Kami hadirkan narasumber kompeten dari BKKBN agar setiap pihak memiliki pemahaman yang sama, sehingga program dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing,” kata Junaidi, yang juga bertindak sebagai Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kutim.

Dalam rangka mengoptimalkan efektivitas program, DPPKB Kutim menggandeng para camat yang bertugas sebagai ketua TPPS di masing-masing kecamatan untuk mengawasi pelaksanaan program di lapangan. Selain itu, DPPKB juga memperkenalkan program Sekolah Lansia sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para lansia di Kutim, yang akan melibatkan peran kepala desa, istri camat, dan bunda genre di berbagai desa.

“Kami berencana melibatkan kepala desa, istri camat, dan bunda genre di desa-desa agar peran mereka lebih signifikan dalam mendukung program Bangga Kencana dan penurunan stunting ini,” tambah Junaidi.

Workshop tersebut turut dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Sunarto, yang menekankan pentingnya implementasi Bangga Kencana sebagai program yang berfokus pada pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana. “Di workshop ini kita akan meninjau capaian terkait penanganan stunting serta mengevaluasi sinergi TPPS yang ada di Kabupaten Kutai Timur,” ungkap Sunarto.

Meski sejumlah upaya telah dilakukan, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Kutai Timur masih tinggi, yakni 29 persen. “Harapannya, workshop ini bisa menjadi momen untuk menemukan solusi konkret dalam penanganan stunting di tahun-tahun mendatang. Data terbaru menunjukkan bahwa angka keluarga miskin dan sangat miskin di Kutai Timur sudah menurun, namun angka stunting masih tinggi. Ini menjadi perhatian kami agar strategi 2025 bisa lebih tepat sasaran,” lanjut Sunarto.

Sunarto juga menekankan pentingnya peran Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara (IKN) dan urgensi menciptakan SDM yang unggul. “Stunting harus kita tekan agar SDM berkualitas dan generasi muda siap berkontribusi di IKN. Tantangan ke depan sangat besar, tapi dengan SDM yang sehat dan terdidik, Kutai Timur dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional,” tutupnya.

Melalui workshop ini, diharapkan semua pihak dapat bergerak selaras, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun desa, untuk menghadirkan solusi yang berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka stunting di Kutim.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA