SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda kini sedang mempercepat pembangunan Kolam Retensi Pampang, sebuah proyek ambisius di lahan seluas 70 hektar yang ditujukan untuk menjadi solusi permanen mitigasi banjir. Proyek vital ini mendapat sorotan langsung dari DPRD, di mana Ketua Komisi III DPRD, Deni Hakim Anwar, baru-baru ini melakukan peninjauan lokasi.
Kolam retensi ini dirancang sebagai penampungan raksasa untuk limpasan air dari beberapa sumber, termasuk Sungai Kutai Kartanegara, wilayah Bandara, hingga Sungai Siring. Tujuannya adalah mengamankan Samarinda dari ancaman banjir yang disebabkan oleh air pasang naik maupun kiriman dari wilayah sekitarnya.
Deni Hakim Anwar menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada koordinasi yang solid dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Aspek teknis kontur lahan kolam menjadi fokus penting.
“Konstruksi kolam ini termasuk pembuatan cekungan dengan kontur lahan yang landai, sehingga bisa menampung air dengan lebih efisien,” ujar Deni.
Selain kontur, DPRD juga mendorong PUPR untuk menerapkan sistem pengawasan aliran air masuk dan keluar kolam. Kontrol maksimal ini diperlukan agar pengendalian banjir dapat dilakukan secara terukur dan terencana.
Pemerintah menargetkan Kolam Retensi Pampang dapat selesai sepenuhnya pada akhir tahun 2025. Penyelesaiannya akan berbarengan dengan revitalisasi dan rampungnya Zona 2 TPA Sambutan. Deni menekankan bahwa proyek ini merupakan pilar penting dalam strategi jangka panjang kota untuk mitigasi bencana.
Ia turut mengingatkan masyarakat bahwa upaya ini harus didukung dengan kesadaran kolektif untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga saluran air. Peran aktif warga sangat dibutuhkan agar kolam retensi berfungsi optimal.
“Dengan adanya kolam retensi ini, kami berharap dampak banjir bisa diminimalisir dan keselamatan warga di wilayah rawan banjir lebih terjamin,” pungkasnya, menandai harapan besar pada proyek pengendali air ini. (ADV/DPRDSMD/Hd)
Tidak ada komentar