Adnan Faridhan, Anggota Komisi I DPRD Kota SamarindaSamarinda – Distribusi gas elpiji 3 kilogram di Samarinda menjadi perhatian serius Adnan Faridhan, Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda. Ia menyoroti harga jual gas bersubsidi ini yang telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET), bahkan mencapai Rp40 ribu per tabung di tingkat pengecer.
Menurutnya, lonjakan harga tersebut sangat menyulitkan warga kurang mampu yang seharusnya menjadi penerima utama subsidi.
“Ini perlu diawasi ketat. Gas melon sebenarnya untuk orang tidak mampu. Malahan saya dengan ada orang kaya yang pakai juga,” ungkap Adnan pada Kamis, 28 Juni 2025.
Selain masalah harga, politisi ini juga menyoroti penyaluran gas bersubsidi yang tidak merata. Ia menyebut lemahnya pengawasan membuka celah penyalahgunaan oleh kalangan ekonomi menengah ke atas yang seharusnya tidak berhak menikmati subsidi. Akibatnya, banyak warga miskin kesulitan mendapatkan gas 3 kg.
Adnan mendorong Pemerintah Kota Samarinda untuk mengambil langkah konkret, termasuk memanggil pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab atas distribusi.
“Saya rasa ini perlu memanggil pihak pendistribusi, karena mereka yang menyalurkan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya penyusunan regulasi yang mengatur kriteria penerima gas subsidi secara jelas. Menurutnya, pembentukan tim pengawasan sangat krusial agar penyaluran benar-benar tepat sasaran.
“Jika ada temuan saya rasa harus ditindak, cabut aja izin distributor kalau ketahuan nakal. Makanya saya menyarakan bentuk tim pengawas. Jadi penyaluran bisa diawasi ketat, karena gas 3 Kg memang diperuntukan bagi orang miskin,” pungkas Adnan.
Gas elpiji 3 kg adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang tidak dapat digantikan. Oleh karena itu, pengelolaannya harus transparan dan berpihak pada kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan. (ADV/DPRDSmd/Huda)
Tidak ada komentar