Opini – Manusia di abad ini sedang mengalami Dekadensi sebut Nietzsche. Dekandensi adalah kebutuhan besar manusia untuk mencari pegangan, manusia yang tidak memiliki pegangan sebutnya, sebagai manusia yang kehilangan arah, limbung, serta terperosok ke dalam kekosongan.
Maka dari itu muncullah agama, atheisme, ideologi, sains dan teknologi. Kemunculan berbagai pegangan yang digunakan manusia itu pada mekanismenya sama yaitu ekspresi manusia akan pegangan, kebutuhan manusia untuk percaya, dan sebagai pujaan.
Tapi justru pegangan yang dimiliki manusia sebagai perwujudan ekspresi manusia tersebut banyak menimbulkan permasalahan bagi umat manusia itu sendiri. Maksud saya adalah pegangan itu banyak menimbulkan peperangan untuk membela kepercayaanya, kerusakan lingkungan yang parah atas nama kemajuan teknologi atau apapun itu.
Perwujudan dari ekpresi yang digunakan sebagai pegangan oleh manusia tersebutlah yang disebut Ted Kaczynski digunakan sebagai pembenaran untuk berlaku secara buruk dan mengekpoitasi alam atas nama kemajuan teknologi.
Barangkali nama seorang Ted Kaczynski di telinga para pembaca sangatlah asing dibandingkan dengan nama-nama pemimpin yang populis seperti Donald Trump. Ya, memang karya-karya terkait pikiran seorang Ted Kaczynski belum banyak beredar di negara Indonesia dan juga karyanya belum banyak diterjemahkan dalam versi aslinya berbahasa Inggris.
Ted Kaczynski bernama asli Theodore John Kaczynski atau lebih dikenal dengan julukan Unabomber, lahir pada tanggal 22 Mei 1942 di IIlinois, Amerika Serikat. Ia merupakan seorang yang anti terhadap teknologi dan bentuk kehidupan modern lainnya.
Ted Kaczynski merupakan seorang yang jenius, ia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Universitas Harvard, saat usianya masih 16 tahun dengan mengambil jurusan Matematika. Dan ia mendapatkan gelar doktornya saat masih berusia 25 tahun dan menjadi asisten profesor di Universitas California, Berkeley.
Namun, dengan kesuksesan di dunia akademisnya, ia meninggalkan itu semua untuk mengkampanyekan revolusi anti teknologinya atau dalam bahasanya sendiri tekno-industri. Ia mengasingkan diri dan tinggal di pondok kayu yang tanpa aliran listrik dan air di pinggiran kota Lincoln, Montana.
Dalam pondoknya ia banyak membaca karya antrpologi, sejarah, dan sedikit sosiologi, psikologi. Dan menulis karya pentingnya yaitu The Manifesto Unabomber: Industrial Society and Its Future. dalam pondoknya itu juga ia mempelajari gaya hidup primitif yang bekerja selaras dengan alam.
Mulai tahun 1975 hingga 1995, sang Unabomber melancarkan aksinya yang ditargetkan pada para ilmuwan biogenetik, akademisi, pengacara, dan eksekutif maskapai penerbangan. Dalam rentang waktu tersebut kasus pengeboman yang ia lakukan telah memakan korban sebanyak 3 orang tewas dan melukai 26 orang.
Bagi sang Unabomber teknologi modern bertanggung jawab atas segala kondisi yang terjadi saat ini di dunia. Maka dari itu, yang harus dihancurkan adalah teknologi modern yang banyak menyebabkan kekacauan bagi kehidupan manusia dan kehancuran bagi lingkungan. Kehidupan manusia dan lingkungan dapat diselamatkan dengan cara membumi-hanguskan segala sistem tekno-industrial, serang ke titik yang paling vital dan mematikannya.
Upaya penyerangan itu dapat dilakukan dengan memilih isu-isu yang tidak bisa diatasi oleh sistem itu, yang secara perlahan akan menghabisinya. Kita bukan butuh untuk kompromi dengan sistem atau dengan mengatakan secara ceroboh masuk kedalam sistem untuk merubah itu semua, tetapi butuh perjuangan hidup dan mati. Kita perlu memikirkan cara untuk menyerang sistem tersebut ke organ yang paling vital dan mematikan, dengan cara legal.
Sang Unabomber meninggalkan dunia yang semakin rusak ini dalam usia 81 tahun karena menderita kanker stadium akhir, ia ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kamar selnya di Federal Medical Center di Butner, North Carolina.
Berhati-hatilah dengan mitos yang dibuat oleh birokrat dan para korporat mereka menciptakan mitos “kemajuan” untuk menghemoni pikiran kita atau mengatasi krisis hegemoni di suatu masyarakat apabila ada pihak-pihak yang menolak.
Mereka ingin kita terjebak ke dalam kehidupan yang serba praktis, mengutamakan konsumsi daripada nilai guna, dan jatuh ke dalam gaya hidup konsumerisme.
Ketika ingin melaksanakan pembangunan di suatu wilayah mereka selalu membangun narasi yang hampir sama di setiap wilayah yang ingin mereka hancurkan, antara lain :
1. Menyajikan data statistik yang mereka buat sendiri dengan menyatakan bahwa daerah tersebut masyarakatnya miskin dan kemudian perlu mencari jalan keluar alternatif yaitu lewat pembangunan.
2. Membangun artikulasi bahwa dilakukan dengan praktik yang baik (pembangunan hijau, kota hijau, kota pintar).
3. Membangun makna bahwa kebijakan itu baik karena berlandaskan pada kajian akademis/ilmiah.
4. Mendekati berbagai pihak seperti agamawan, masyarakat sipil, dan stakeholder lainnya.
Referensi
Balsamo, M & Whitehurst, L. (2023). Ted Kaczynski, known as the Unabomber for years of attacks that killed 3, dies in prison at 81. Apnews. https://apnews.com/article/ted-kaczynski-unabomber-dies-federal-prison-95fdd4f398fbfe20aaadf5d53a91dc26
Putra, B, S. (2022). Ted Kaczynski: Esai, Wawancara dan Korespondensi (Bima Satria Putra (ed.)). Pustaka Catut. https://archive.org/details/@arsip_bawah_tanah
NN (Ed.). (2022). Melawan Peradaban: Ted Kaczynski. Public Enemy Books.
Wibowo, A, S. (2009). Para Pembunuh Tuhan. Kanisius.
Penulis : Andreas Hului, Kader GMNI Komisariat FISIP UNMUL
Opini Merupakan Tanggung Jawab Penulis, Tidak Menjadi Tanggung Jawab Redaksi Harianrepublik.com
Tidak ada komentar