Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah, menyoroti program unggulan Walikota terkait penciptaan 10.000 wirausaha baru atau start-up. Menurutnya, program ini perlu fokus tidak hanya pada merekrut pelaku usaha baru tetapi juga pada menjaga kelangsungan dan pengembangan bisnis yang sudah ada.
“Dari total 40.000 pelaku usaha yang berhasil direkrut, baru sekitar 20 persen yang terdaftar secara resmi. Ini menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk meningkatkan jumlah mereka yang terdaftar secara resmi,” ungkapnya pada (06/05/24)
Salah satu tantangan utama yang disoroti oleh Laila adalah kurangnya pemahaman tentang perpajakan dan kewajiban pelaporan, yang masih menjadi hambatan bagi sebagian pelaku usaha. “Oleh karena itu, sosialisasi tentang Nomor Induk Berusaha (NIB) dan pendaftaran NPWP dianggap sangat diperlukan,” tegasnya.
Laila juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memberikan pendampingan dan dukungan kepada pelaku UMKM melalui regulasi yang jelas. Dia berharap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dapat menciptakan target konkret dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh UMKM.
Selain itu, ia mengusulkan pendirian sentra UMKM di setiap kelurahan sebagai langkah untuk mengoptimalkan distribusi hasil-hasil UMKM dan meningkatkan pemanfaatan produk-produk lokal, termasuk di sektor perhotelan, dinas, dan lembaga pemerintahan lainnya.
“Dengan upaya-upaya ini, diharapkan UMKM di Samarinda dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Dengan adanya dukungan berkelanjutan dan penguatan UMKM, Laila yakin bahwa wirausaha di Samarinda akan semakin sukses dan mampu berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian daerah. (Adv/DPRD Samarinda)
Tidak ada komentar