Samarinda – Deni Hakim Anwar, anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, menggambarkan bahwa beban fisik, mental, dan ekonomi yang ditanggung oleh perempuan seringkali melebihi kapasitasnya, menjadi pemicu utama kekerasan terhadap anak.
Deni menjelaskan bahwa tekanan berat yang dialami ibu-ibu merupakan faktor signifikan dalam kasus kekerasan terhadap anak.
“Beban fisik, mental, dan ekonomi yang harus dipikul oleh perempuan ini sering kali melebihi kapasitasnya, sehingga dapat memicu frustrasi dan kemarahan yang kemudian dilampiaskan kepada anak-anak,” ungkap Deni (20/5/2024).
Menurut politikus dari Partai Gerindra ini, untuk mencegah kekerasan dalam keluarga, bimbingan pranikah dan konseling yang tepat sangat diperlukan.
Deni menekankan pentingnya konseling dalam bidang agama dan kesehatan jiwa untuk membantu calon pengantin mempersiapkan diri secara mental dan spiritual sebelum menikah.
“Kita berharap pemerintah memberikan perhatian yang lebih serius terhadap isu kekerasan anak dan mendorong masyarakat untuk aktif mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap anak-anak,” tambahnya.
Deni menegaskan bahwa dengan perhatian dan langkah yang tepat dari pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat, kekerasan terhadap anak dapat ditekan, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi perkembangan anak.
Ia juga mengkritisi bahwa banyak pernikahan saat ini hanya didasari oleh cinta tanpa mempertimbangkan berbagai masalah yang akan dihadapi setelah menikah.
“Artinya Pemkot perlu mengambil langkah serius dalam menangani isu kekerasan terhadap anak dengan menyediakan program-program bimbingan serta konseling yang efektif untuk calon pengantin dan keluarga muda.” Tutupnya. (Adv/DPRD Samarinda)
Tidak ada komentar